Langsung ke konten utama

Pecha Kucha, Solusi Presentasi Efektif

Source: medium.com

Hi, readers!
Pernah merasa bahwa presentasi ide yang kita lakukan dalam bersama tim terasa kurang efektif dan tidak mendapatkan perhatian dari para pendengar, padahal kita sudah mempersiapkan diri dengan matang?

Tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat penasaran dan ketertarikan para pendengar terhadap informasi yang akan disampaikan adalah slide presentasi, waktu, dan cara penyampaian si pemateri/presenterUntuk itu, agar tujuan presentasi dapat tercapai dan berlangsung dengan efektif, sangat diperlukan perpaduan dari ketiga poin yang sebelumnya saya sampaikan.

Dalam artikel ini, saya ingin berbagi sebuah format presentasi yang bernama “Pecha Kucha”. Format presentasi ini pertama kali saya pelajari sekaligus terapkan dalam workshop 3 XL Future Leaders.

Apa itu Pecha Kucha?

Pecha Kucha secara sederhana disebut dengan chit – chat, sebuah format presentasi dengan penyampaian yang serba cepat, dimana terdapat 20 slide dan masing – masing slide ditampilkan selama 20 detik sembari menyampaikan gagasan yang terdapat dalam slide. Artinya, presentasi hanya dilakukan selama 6 menit dan 40 detik. Sangat cepat, bukan?

Dalam presentasi berformat 20 x 20 (20 slide ditampilkan masing – masing selama 20 detik), pembicara dalam tim akan saling berkoordinasi untuk menggunakan waktu seefisien mungkin tanpa ada informasi yang tertinggal. Dengan kata lain, 20 detik saja sudah cukup untuk menyampaikan poin penting dalam satu slide. 

Mengapa ada format presentasi seperti Pecha Kucha ini?

Pecha Kucha pertama kali dibuat oleh Astrid Klein dan Mark Dytham dalam presentasi yang dilakukan di Tokyo pada tahun 2013. Seiring waktu, penggunaan format ini semakin menyebar di hampir 500 kota di dunia, termasuk kota Bandung, Jakarta, dan Jogja. Format ini dibuat untuk memvisualisasikan pesan secara terstruktur sehingga gagasan atau pesan dapat tersampaikan dengan baik.


Ada beberapa solusi presentasi efektif yang dapat dirasakan dari Metode Pecha Kucha:

1. Slide yang ringkas dan terstruktur

Seringkali presentasi dilakukan dengan slide yang banyak, tulisan yang padat, sehingga presenter hanya membaca apa yang ada dalam slide. Hal ini umumnya sangat membosankan dan cenderung sulit dicerna, karena presenter terkesan berkomunikasi satu arah tanpa memperhatikan audiens.

Dengan format presentasi Pecha Kucha, masing – masing slide hanya merepresentasikan satu pesan yang ingin disampaikan. Tampilan dari tiap slide diupayakan seunik mungkin dengan gambar yang relevan dan tulisan yang ringkas, sehingga dalam presentasi, hanya terdapat poin inti.

Tampilan yang ringkas dan terstruktur jauh lebih menarik para audiens karena terkesan profesional daripada sekedar membaca tulisan yang terpampang nyata dalam slide.

2. Visualisasi gagasan lebih terfokus

Slide yang terlalu banyak dan penyampaian gagasan yang tidak terstruktur juga dapat mengakibatkan kata – kata yang disampaikan berulang – ulang.

Metode Pecha Kucha menuntut setiap presenter untuk mampu menemukan inti yang paling primer dari sebuah slide, tidak berbelit – belit, sehingga dapat menghindari penyampaian hal yang sebenarnya tidak perlu selama presentasi. Dengan hanya menyampaikan hal penting tentunya membuat presentasi menjadi lebih efektif dan mudah dipahami oleh audiens.

Perhatian dari audiens juga akan lebih terfokus karena setiap detik benar – benar merepresentasikan tujuan presentasi dilakukan. Sangat menarik, bukan?

3. Efektivitas waktu presentasi

Pecha Kucha yang dilakukan selama hanya 6 menit dan 40 detik akan melatih presenter untuk lebih menghargai waktu para audiens untuk mendengarkan dan menyaksikan gagasan ide kita, dengan hanya menyampaikan apa yang penting dan relevan.

Selain itu, dengan Pecha Kucha para presenter juga menyampaikan ide dengan tidak terburu – buru karena diburu dengan tumpukan informasi yang terdapat dalam slide.

Bagaimana, apakah Pecha Kucha membantumu untuk presentasi efektif?

Harus diakui, tidak mudah untuk menerapkan format presentasi Pecha Kucha dalam presentasi yang dilakukan. Namun, dengan melakukan banyak latihan mudah – mudahan dapat menciptakan suasana presentasi yang lebih efektif.

Semoga membantu ya. Yuk, sama sama berlatih untuk presentasi yang efektif!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unimed x Unika : KKN di Dusun Nambadia

H i, readers! Kali ini saya akan berbagi pengalaman KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa sendiri, desa Sihotang Hasugian Tonga, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan. KKN di desa sendiri adalah salah satu bentuk respon Universitas Negeri Medan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Awalnya, pilihan untuk KKN di desa sendiri bukanlah keinginan kami. Alasannya adalah KKN di desa sendiri tidak memerlukan adanya pengenalan awal dengan lingkungan dan masyarakat desa. Tidak perlu ada proses penyesuaian diri lagi, karena sudah terbiasa bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan desa. Hipotesis sederhananya adalah : Tidak ada kesan yang didapat dari KKN di desa sendiri. Hingga pada akhirnya kami menemukan banyak kesan yang cukup sulit untuk kami gambarkan.  Sebelumnya, saya akan memperkenalkan teman – teman anggota KKN Desa Sihotang Hasugian Tonga. Adapun tim KKN ini beranggotakan mahasiswa Universitas Negeri Medan dan Universitas Katolik Sumatera Utara. Hengki Irw...

Surat dari Calon Guru di Masa Depan

Juli, 2020 Dari         : Calon Guru di Masa Depan Untuk      : Calon Siswa di Masa Depan Kurang lebih tiga tahun yang lalu saat aku masih berusia 17, dan memutuskan untuk melanjutkan konsentrasi pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Dulu, aku merasa bahwa menjadi seorang guru di masa mendatang akan sangat indah. Aku dengan setelan pakaian yang rapi, tatanan rambut yang tergerai, heels yang tidak terlalu tinggi, dan goresan lipstik dan make up untuk membuatku terlihat bersahaja. Berdiri di hadapan semua siswa dengan senyuman dan performa terbaik. Lalu, aku akan membawamu menuju lingkup Matematika yang banyak dibenci anak muda pada hampir setiap zaman. Ini berat, karena kamu sudah terlalu banyak men- judge yang macam – macam tentang dia. Menganggap bahwa Matematika adalah musuh bebuyutan, tapi mau bagaimana lagi? Wajib hukumnya untuk melihatnya di setiap tingkat bangku sekolahmu. Tak masalah. Butuh waktu untuk menyuk...